Pengertian Koperasi, Sejarah, Fungsi, Tujuan, dan Sistem Pengelolaan Humanis

koperasi adalah

Tidak begitu popular di kalangan urban memang praktik kerja koperasi ini kalau harus dibandingkan dengan bank dan maraknya aplikasi finansial yang mempermudah kebanyakan orang dalam aktivitas ekonominya.

Tapi sistem paling dasar dan mudah dipahami ini tidak juga usang dipakai oleh komunitas-komunitas tertentu dalam lingkup yang lebih kecil.

Semangat yang dibawa dalam sistem ini tumbuh atas dasar rasa solidaritas dan berkembang dalam kerjasama bahu-membahu antar masyarakat.

Sejarah Koperasi di Indonesia

Dipicu oleh revolusi industri di barat antara abad ke 18 sampai ke 19, koperasi menemukan fungsi definitifnya yang harus hadir sebagai solusi atas masalah sosial-ekonomi yang timbul di masyarakat kala itu.

Sementara di Indonesia sendiri sistem koperasi ini pertama kali dikenalkan oleh Raden Aria Wiraatmadja, sosok yang sama yang mendirikan bank khusus untuk pegawai negeri di tahun 1896.

Baru pada tahun 1908, Dr. Sutomo dalam organisasi Budi Utomo merealisasikan koperasi sebagai instrumen perbaikan taraf hidup masyarakat saat itu.

Gagas yang sama serempak dikenalkan diakhir abad 18. Konsep tentang koperasi adalah organisasi berbasis ekonomi yang dimiliki serta dijalankan oleh perwakilan komunitas tertentu demi kepentingan bersama.

Mengesampingkan prinsip homo homini lupus, sistem yang ditawarkan koperasi adalah kesejahtaraan dan kesetaraan bersama, alih-alih sarana memperkaya diri sendiri.

Tidak heran sistem koperasi pada masanya adalah sistem yang populer dan banyak diadaptasi, bahkan sampai hari ini.

Baca juga: Jenis-jenis Koperasi yang ada di Indonesia

Sistem Kerja Koperasi

Dengan bahasa yang mudah, koperasi ini bertugas sebagai pengelola keuangan masyarakat atau komunitas.

Mengusung misi dari, oleh dan untuk kita; koperasi menjalankan sistemnya dengan melibatkan hampir semua aspek dalam komunitas untuk memastikan kesejahteraan mereka secara ekonomi terutama. Sistem koperasi membutuhkan kolaborasi yang baik.

Keterlibatan masyarakat produsen, sistem yang memasarkan produk, dan manajemen pengelolaan hasil jual yang berimbang. Berkontribusi pada pemberdayaan masyarakat produsen dalam memastikan proses produksi dengan kualitas layak jual.

Andil dalam proses memasarkan produksi lokal yang dijual satuan maupun dalam partai besar. Memastikan stabilnya harga jual produk, termasuk pengelolaan hasil jual yang tidak hanya dikembalikan kepada masyarakat produsen, tetapi juga dialokasikan untuk pengadaan sarana dan prasarana yang dapat mendukung proses produksi demi mencapai hasil yang lebih baik dan mempertahankan konsisten permintaan pasar.

Orang-orang yang terlibat dalam berjalannya koperasi juga pengelolaannya pun dapat dipastikan adalah bagian dari komunitas yang dilayani. Sehingga pengetahuan mengenai situasi dan kondisi masyarakatnya juga luas.

Terlebih lagi relasi yang terbangun di sana, tidak hanya transaksi yang bersifat bisnis saja, tapi lebih pada relasi kekeluargaan.

Baca juga: Pentingnya Struktur Organisasi pada Koperasi, Manfaat dan Tujuan

Mengawal Industri Kecil dan Menengah

Ditengah gempuran pasar dan industri besar yang seperti tidak ada matinya, koperasi adalah penjamin kesejahteraaan para pengusaha kecil, dan produsen yang berada di daerah yang tidak memiliki cukup sumber daya untuk bersaing dengan industri yang lebih besar.

Satu sistem terorganisir yang menjamin kebutuhan komunitas kecil, dan masyarakat dengan daya jangkau terbatas tetap berkembang ditanahnya sendiri.

Menjamin perannya sebagai ‘pengawal’ industri kecil dan menengah, koperasi yang seperti sudah kamu baca di atas, dikelola oleh orang-orang dari komunitas yang sama ini selalu mengutamakan demokrasi dalam setiap keputusan yang diambil.

Ini berarti koperasi memungkinkan terjadinya musyawarah antar anggota komunitas yang terlibat. Disinilah letak kesetaraan berpendapat yang hendak dijunjung dalam sistem koperasi.

Keuntungannya jelas bisnis masyarakat yang bertautan dengan koperasi cenderung lebih stabil dibandingkan dengan sistem bisnis pada umumnya.

Lalu hal lainnya yang tidak kalah penting dengan kehadiran koperasi dan sistemnya yang tradisional dan humanis ini adalah, dampak jangka panjangnya untuk keberlangsungan hidup masyarakat dengan tetap mempertahankan tradisi dan budayanya.

Termasuk menjaga dan melestarikan alam. Karena prinsip-prinsip koperasi ini sendiri menjamin suatu keberlangsungan tanpa harus merusak atau merubah sesuatu secara total.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *